Main ke Ponorogo-Jogja-Goa Pindul dengan Kedok Study Stour

16.33

Nggak kerasa, saya udah semester 7, dan itu... tua.

Diam kalian.

Emang, yang namanya waktu itu kalo nggak dirasain, ya nggak bakal kerasa. Sebaliknya, waktu itu kalo bener-bener dirasain, ya bakal kerasa juga.

Ah. Ribet.
   
Seperti arek-arek semester akhir lainnya, saya harus mengikuti program study tour. Biasanya, di fakultas Hukum Brawijaya, tiap jurusan punya acara tahunan yang rutin dilakukan. Kebetulan, saya ambil jurusan HAN (Hukum Administrasi Negara) yang tahun ini tujuan study tour-nya ke Ponorogo, Jogja, dan Goa Pindul. Oke, saya akan lebih spesifik lagi. Study tour-nya itu cuma di Ponorogo, sementara Jogja dan Goa Pindul itu... full jalan-jalan. Muahahahahahahahaha. Ehm.

Perjalanan dimulai dari gedung Hukum Brawijaya. Kami berkumpul di sana sekitar jam 11 malem, supaya nanti bisa sampai ke Ponorogo pas pagi.

"Anak-anak udah lengkap?" tanya Pak Ludfi, dosen yang jadi pembina kami selama perjalanan.

"UDAH, PAAAK!" jawab arek-arek.

Sebenarnya, saya ingin angkat tangan dan berkata bahwa tulang rusuk saya belum lengkap, tapi berhubung takut dikasih nilai E sama Pak Ludfi sebelum study tour dimulai, saya urungkan niat angkat tangan ini.

"Oke, ayo berangkat!"

Bus meluncur. Lima puluh dua orang mahasiswa (dan mahasisa) menikmati perjalanan dengan... tidur.



Ponorogo
  
Sesuai perkiraan, rombongan sampai di Ponorogo pagi-pagi buta. Home stay sementara udah disiapin. Awalnya, proses nurunin barang dari bus ke home stay berjalan dengan damai, sampai kami tersadar, kalo kamar mandinya... cuma ada dua.

Lima puluh dua pasang pantat yang belum boker akhirnya harus antre dengan penuh kesabaran. Bagi yang udah di ujung tanduk, mereka terpaksa mencari toilet di tempat lain daripada harus kelepasan di sini. Saya sendiri akhirnya bisa mandi dan boker dengan selamat setelah menempuh antrean demi antrean. Pukpuk harus diberikan kepada anak yang dapat giliran terakhir. Makan, tuh, ampas.

Kegiatan pertama rombongan kami adalah mengunjungi kantor Pemkab Ponorogo. Karena bawa nama kampus, otomatis kami harus memakai jas almamater. Ini membuat saya cukup terharu, karena terakhir kali saya mengenakan jas almamater secara resmi itu... waktu foto KTM semester 1.

Sekali-kali jadi mahasiswa.
Di kantor Pemkab Ponorogo, kami disambut langsung oleh Pak Bupati. Bahkan, sebelum itu, beliau menyediakan makanan prasmanan untuk sarapan kami. Kenapa begitu? Karena salah satu dari arek-arek ini adalah anak kandungnya, namanya Agung. Ya, dia adalah anaknya Bupati Ponorogo. Inilah salah satu guna dari mutual friends yang baik dan benar.

Setelah sepatah dua kata, Pak Bupati menyerahkan semua tanggungjawab ke asisten-asistennya. Di sini kami dijelaskan soal kota Ponorogo dan semua tradisi reognya. Ada juga penjelasan tentang adanya tempat yang bernama 'Kampung Idiot', sebuah kawasan yang banyak terdapat orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental. Interesting.

"Habis ini, kita bakal mengunjungi Rumah Kasih Sayang, itu adalah tempat buat membina orang-orang yang ada di kampung sekitar," kata ibu asisten yang menurut saya sangat mirip sekali dengan Megawati Soekarnoputri. Dia melanjutkan, "Tolong di sana jaga sikap kalian, ya."

Kami mengangguk.

"Oke, langsung aja. Yuk."

Rombongan pun bergegas menuju bus diiringi mobil Pemkab Ponorogo yang sekalian nunjukin jalan. Lokasinya ternyata cukup dekat. Nggak sampai sejam, kami udah nyampe.

Disambut dengan unyuu.
Di tempat ini saya menyaksikan orang-orang yang kurang beruntung bisa mengolah kualitas diri mereka dengan membuat macam-macam kerajinan tangan, walaupun, ada yang hanya sebatas bisa mewarnai gambar dengan krayon. That's a spirit of life. Saya dari dulu paling anti menggunakan kata 'idiot' atau 'autis' dalam bahasa bercanda sehari-hari. Bukan karena terlalu serius, tapi karena saya memang menghargai keberadaan mereka.

Bapak-bapak dan ibu-ibu pengurus Rumah Kasih Sayang saling melakukan tanya jawab dengan arek-arek. Bahkan ada yang sampai membeli beberapa kerajinan tangan yang dibuat di sini. Saya yang dari awal perjalanan kurang istirahat pun ngerasa berat mata. Sampai akhirnya....

Ketiduran.
Kelar dengan semua agenda di Rumah Kasih Sayang itu, kami pulang dengan damai untuk kembali beristirahat di home stay.

Udah. Selesai semuanya. Rangkaian kegiatan study tour ala arek-arek HAN... gitu aja. Sisanya... holiday.


Jogja

"JOGJAAAHHH!!!" seru Moden, yang sepanjang perjalanan di bus duduknya bersebelahan dengan saya. Dia dan yang lain terlihat sangat bersemangat. Begitupun saya.

Padahal, beberapa bulan lalu, saya sempat datang ke sini dalam rangka talkshow Idol Gagal. Mungkin... kali ini atmosfirnya beda. Rame-rame, gitu, loh.

Seperti ritual para pengunjung kota Jogja pada umumnya, kami berpisah menjadi beberapa kelompok untuk mengitari kawasan Malioboro. Saya memilih gabung dengan Moden dan kawan-kawan lain yang kebetulan sama-sama pasukan-duduk-di-bus-deretan-belakang.

Sebut saja kami: 'Jamaika'.

Kenapa Jamaika? Ini semua karena salah satu anggota kami yang bernama Sa'id. Mungkin dikarenakan terobsesi dengan rasta-rasta-an dan nggak kesampaian gimbalin rambut, Sa'id ini hobi sekali bilang, "JAMAIKA, BRO!!!" Arek-arek pun jadi latah dan suka ngikutin dia. Jadilah kami... grup Jamaika, Bro!

Rute pertama grup Jamaika adalah rumah batik Mirota Malioboro. Sebenernya saya cuma berniat menemani pasukan ini belanja oleh-oleh, karena emang lagi nggak pengin beli apa-apa. Tapi, yang namanya niat tidak disertai iman yang kuat, saya akhirnya membeli satu jaket batik bermotif klub-klub bola dan kemeja batik bermotif Manchester United plus Barcelona untuk Ary. Ujung-ujungnya... borong.

Kelar dari Mirota Batik dan muter-muter Malioboro, grup Jamaika berniat cuci mata di Ambarrukmo Plaza (Amplaz).

"Naik trans Jogja aja, Bro. Nyoba-nyoba. JAMAIKA!!!" seru Sa'id. 

Tanpa menjawab, kami langsung mengikuti sarannya. Jadilah kami berjalan ke salah satu halte terdekat.

"Halte ini lewat Amplaz, Bro?" tanya Sa'id kepada penjaga halte.

"Bisa, Mas. Bayar dulu, baru masuk," jawab masnya.

Kami bayar tiketnya satu per satu dan langsung masuk ke halte. Suasana waktu itu nggak terlalu rame, karena mungkin udah masuk jam kerja. Kira-kira 20 menit, kami udah nyampe di Amplaz.

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" seru Sa'id dengan lantang sambil mengangkat telunjuk kanannya tepat di depan satpam di pintu masuk depan Amplaz. 

"Cuk! Jangan malu-maluin, Cuk!" Moden sewot.

"Ah, biar! Nggak ada yang kenal!" jawab Sai'd, enteng.

Sepanjang keliling ala tawaf di Amplaz, kami berusaha semaksimal mungkin untuk pura-pura nggak kenal sama Sa'id. Tapi, semua itu sia-sia. Dia tetap blak-blakan. Malah, waktu ngeliat rombongan HAN lain yang kebetulan juga lagi main ke sana, Said berteriak (lagi) dari lantai 2 ke lantai 3, "WAH, KITA KETEMU, REK! JAMAAAAIKAAAAAA!!!" Keadaan sekitar Amplaz hening seketika selama beberapa detik. 
   
Setelah puas keliling Amplaz (dan dipermalukan Sa'id), kami memutuskan untuk pulang dan beristirahat di hotel. Saya kira ini semua bakalan cepat berakhir, ternyata... saya salah. Sa'id berkata, "Bro, masa kita harus naik trans Jogja lagi? Monoton!" Kami saling melirik. Belum sempat menjawab, Sa'id menyambar, "Ayo cari mobil pick-up, kita numpang!!! JAMAIKA, BROOO!!!" Saya sebenarnya mau nolak, tapi arek-arek udah terlanjur ikutan berseru, "OKEH!!! JAMAIKA, BROOO!!!"

Oke, deh. Tancap.

Perjuangan grup Jamaika mencari truk atau pick-up ini lumayan makan waktu. Kami berdiri cukup lama di pinggir jalan buat nyetop, tapi nggak ada satu pun yang mau berhenti. Sampai... sebuah truk lewat. Kami bereaksi cepat dengan mengelilingi truk tersebut, udah kayak geng Kapak Merah yang lagi mau membajak sebuah bus parawisata.

"Bro, kita bareng, yo! Lewat Malioboro, toh?" tanya Sa'id sambil berlari-lari kecil mengikuti laju truk.

"Waduh, Mas. Kita nggak searah," jawab supir truknya.

"Gak masalah, Bro. JAMAIKA!!!" kata Sa'id, nggak peduli.

"Lah. Ngotot ae, Mas. Ya wis, naik sini!"

Sa'id memberikan komando kepada saya dan yang lain, "Oke, rek. NAIK! JAMAIKAAA!!!"

Kami pun bergegas meraih pegangan belakang truk dan naik satu per satu. Ternyata, ini adalah truk pengangkut karung semen. Bagi saya dan yang lain, ini adalah pengalaman pertama numpang truk begini. Oh, Tuhan. Mudah-mudahan saya tidak salah bergaul.

Baru mau foto-foto, tiba-tiba truk bergoyang. Kami saling bertrabrakan.

"Wadoh! Truknya kok belok?! STOP, BRO! STOOOP!!!" Sa'id panik sendiri. Mas-masnya ngeluarin kepalanya dari jendela, "Kubilang juga apa, Mas. Kita gak searah ke Malioboro."

Akhirnya setelah menempuh nggak sampai 3 menit perjalanan... kami turun kembali.

Krik krik krik krik krik.

Arek-arek spontan melirik ke arah Sa'id.

"Sa... sabar, Bro. Cari lagi!" kata Sa'id membela diri.

Kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sambil mencari-cari tumpangan lagi. "Kita ini udah kayak butiran debu. Lama-lama nyampe Malioboro pake kaki aja, nih," kata saya, sewot, diikuti omelan arek-arek lainnya. Sa'id masih membela diri dengan menjanjikan akan mencari truk yang lebih pas untuk kami tumpangi.
    
Perdebatan terus berlanjut, sampai Moden menghentikan langkah kakinya dan melihat sebuah mobil pick-up parkir di depan Indomaret.
    
"Lah? Moden? Ngapain kowe di sini?" tanya mas-mas di dalam mobil pick-up tersebut. Ternyata... Mas ini adalah teman lamanya Moden. Mereka bersalaman dan ngobrol sedikit. Sepertinya kami menemukan secercah harapan. Dan, benar saja, setelah basa-basi dikit, Moden berkata, "Rek, ayo naik. Kita dianter langsung ke depan bus."
    
"JAAAMAAAIKAAAAAAAAAA!!!" teriak Sa'id dari belakang.

Sai'd: kaus putih, berdiri. Moden: celana sobek, paling depan. Saya: cari aja yang paling ganteng.

Gerimis menemani perjalanan pulang grup Jamaika dengan mobil pick-up kepunyaan mutual friends-nya Moden. Saya bersyukur rombongan ini nggak nyasar terlalu jauh. Dan untung saja kami nggak dibawa ke Sarkem untuk dioperasi kelamin dan kemudian dijual.
    
Kami sampai dengan selamat di bus. Sesaat setelah kami naik, hujan turun dengan sangat deras.
    
"Waduh. Kalian nyampe tepat waktu," kata Pak Ludfi yang udah nungguin kami daritadi. "Ayo, lanjut ke hotel. Kita istirahat."

Sisa hari di Jogja saya habiskan dengan tidur, tidur, dan tidur. Kalo lagi capek, saya paling nggak bisa ngeliat kasur menganggur.


Goa Pindul

Dengan jam tidur yang cukup, tenaga yang udah terisi, dan semangat yang  telah kembali, rombongan HAN siap menuju tempat wisata terakhir yang searah dengan jalan pulang ke Malang: Goa Pindul.
    

Agung selaku ketua panitia memberikan pengarahan, "Nanti kita dibagi berkelompok buat masuk ke Goa Pindul. Pake ban."


Hah? Pake ban? Fix. Cuma basah-basahin pantat, batin saya.


Ngeliat kami bingung, Agung melanjutkan, "Udah, nanti rasain sendiri. Uenak, lah, pokoknya."


Hmmmm. Kayaknya menarik.


Arek-arek langsung bersiap.


Kelompok saya dapat giliran maju duluan. Kali ini, grup Jamaika terpisah semuanya. Saya sekelompok dengan Agung.



"Doakan kami, ya!" ala benteng Takeshi.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tentunya ada pemandu yang menemani kami, namanya Mas Yoyo. Dia menjelaskan gimana kami nggak boleh terlalu berisik di dalam, dan hati-hati ngejaga mulut. Bukan maksud apa-apa, tapi di dalam itu katanya banyak kelelawar. Kalo pada cengengesan terlalu lebar, takut ada kelelawar yang nyungsep ke mulut.
    
"Intinya, nanti di dalam kalian tenang aja. Ikutin komando saya," kata Mas Yoyo. "Ayo semua, bannya ditaroh di air, pantatnya dimasukin duluan. Ati-ati."
    
*plung plung plung*
    
Kira-kira begitulah bunyi pantat kami yang dicelupkan ke air satu per satu.

Pose yang cukup cute.
Mas Yoyo kemudian menuntun kami pelan-pelan masuk ke goa. "Goa ini ada tiga zona. Terang, remang-remang, dan gelap. Waktu tempuh sekitar setengah jam lebih," jelasnya. Dia kemudian menerangkan satu-satu jenis batu-batu yang terdapat di dalam goa. Saya nggak terlalu hapal jenis batu yang dijelasin. Yang saya rasakan di saat seperti ini cuma satu: Bebas. Tanpa gadget. Tanpa beban pikiran. Dan tetap tanpa jodoh. Sepanjang goa cuma ada manusia dan produk alam.


Senyum-senyum-takut-diterkam-siluman-buaya-dari-bawah.
Memasuki zona remang-remang dan gelap, laju perjalanan agak diperlambat, karena pola goa udah agak menyempit, dan nggak bisa asal gerak. Mas Yoyo terus menjelaskan secara rinci tiap bagian dari goa kepada arek-arek sementara saya asyik lihat-lihatan dengan rombongan kelelawar yang lagi gelantungan di atas. Sebenarnya... rada takut kejatuhan pup juga, sih. Untungnya, aman-aman saja

Ini kali pertama saya masuk ke dalam goa-goa alam macam begini. Rasanya kayak masuk ke majalah National Geographic.


Setengah jam berlalu. Cahaya matahari dari ujung goa udah kelihatan. Ah, itu dia jalan keluar.





Masih pada hidup.

"Di luar sini, orang-orang biasanya manjat ke atas batu sebelah sana, dan lompat ke bawah. Airnya dalam. Aman, kok. Siapa mau coba?" tanya Mas Yoyo.

    
Tanpa pikir panjang, kami naik satu per satu ke bebatuan tinggi yang dimaksud.
    
"Waduh, tinggi juga, ya?" seru saya ketika sudah sampai di atas.

"Tujuh meter, Mas. Kira-kira," jelas Mas Yoyo dari bawah.

    
Saya melotot, "Tu... juh... meter...."
    
"Kenapa? Takut, Ndra?" tanya Desty, salah seorang cewek di dalam kelompok ini. "Sini, aku duluan," katanya, sombong.
     
Arek-arek membuka jalan untuk Desty supaya dia jadi pelompat pertama.
    
"Liat baik-baik." kata Desty.
    
Dia melompat.
    
....
    
... dan menjerit.
    
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"


Masih menjerit.


... masih menjerit.

*PLAKKKKKK*

Karena gugup, Desty mendarat dengan tidak mulus. Selangkangan duluan. Alhasil, yang kedengeran adalah bunyi 'PLAK', bukan 'BYUR'.

"ADOH. BOKONGKU, REK!!!" teriak Desty dengan wajah pucat.

Kami ngakak sepuasnya di atas.

"DIAM!!! Ayo, Ndra!!! Giliranmu!!!" Desty sewot.

Saya mengatur napas, ambil posisi, atur napas lagi, dan....








"IBUUUUUUUUUU!!!"

*BYURRRRRR*

Ini adalah lompatan tertinggi yang pernah saya lakukan seumur hidup. Kalian pernah nggak, waktu kecil, tiba-tiba kebangun tidur mendadak gara-gara mimpi jatuh ke dalam danau, eh, pas bangun... udah ngompol? Nah. Ini bisa dibilang versi nyatanya. Tapi... tenang, saya nggak ngompol.
    
Untungnya, saya berhasil jatuh dengan benar, yaitu kedua kaki mendarat duluan. Enggak ada rasa sakit sama sekali kayak si Desty tadi.
    
"Bagus... bagus...," kata Mas Yoyo. "Ayo, berikutnya!"

Sekarang giliran Agung. Dari raut mukanya, dia kelihatan tak gentar. Tanpa basa-basi, dia maju, membetulkan posisi pelampung badan, dan langsung melompat...



... sambil berpose.
*BYURRRRRR*

 Agung mendarat dengan cantik, mulus, dan indah. Sesaat setelah nyebur, dia mengangkat kedua tangannya, masih dalam diam. Arek-arek bertepuk tangan.

    
"Wuoooooh, mantep, Gung!" seru Mas Yoyo.
    
Saya nggak mau kalah.
    
"Mas! Aku naik lagi, ya!" kata saya.
    
"Lho, silahkan, nggak ada yang larang," jawab Mas Yoyo.
    
Saya kembali masuk ke antrean.
    
Satu per satu arek-arek melompat dengan gayanya masing-masing. Bunyi 'PLAK' dan 'BYUR' terdengar silih berganti. Sampai akhirnya giliran saya datang lagi.

 Kali ini, posenya harus paling keren, dan paling sombong, batin saya.

    
"Siap, Ndra? Awas, nanti kamu teriak lagi, lho!" ejek Desty, tanpa memedulikan ekspresinya sendiri di awal tadi.
    
Saya menarik napas dalam-dalam, melompat, dan berpose.


Fix. Cool abis.
Saya berusaha mempertahankan gaya keren ini. Tapi..., semakin ke bawah, rasanya tambah serem. Ekspresi muka saya pun berubah jadi semakin abstrak
    
Hasilnya...


Muka ngeden.
Dari atas, saya bisa melihat arek-arek tertawa ngeliatin muka saya waktu mau mendarat.
    
*BYURRRRR*

 Posenya... gagal.


 "BAHAHAHAHA!!! MUKAMU, NDRA!!! BAHAHAHAHA!!!" seru Desty. Saya cuma bisa terdiam.

    
Bahkan, Mas Yoyo pun ikut tertawa, "Hahaha.... Mau naik lagi, Ndra?"
    
"Cukup, Mas," jawab saya, kalem. "Cukup."
    
Arek-arek cengengesan.
    
"Oke, oke, ayo kita balik ke rombongan," kata Mas Yoyo, sambil menuntun kami semua keluar dari air.


,,,,,,

Di penghujung acara, tidak ada satu pun anak yang tertinggal atau kena musibah apa pun. Kami berhasil melalui semuanya dengan selamat.

Alhamdulillah~



Muka-muka sebelum tepar.
Berakhir sudah study tour dan jalan-jalan pasukan jurusan HAN 2012 kali ini. Momen kebersamaan kayak gini itu penting buat ngejalanin kuliah ke depannya. Karena dari kebersamaan, bakal muncul rasa persaudaraan yang erat. Kalo ada kegiatan model beginian di kampus, kalian ikut aja, nggak bakal nyesel, kok.


"JAAAMAAAIKAAA!!!"

,,,,,,

Terima Kasih Sudah Membaca!

61 Komentar

  1. keren mas. kasih penilaian dong di blog gue pliss http://www.rezakahar.blogspot.com/ :')

    BalasHapus
  2. Untung pas lompat dari tebing Goa Pindul, engga gagal mas. Untung aja lhoooo :|
    Di Goa Pindul nemu tulang rusuk engga mas? wkwkwkw *kabur*

    BalasHapus
  3. Asliiiiiiii paling ngakak pas nyemplung pake gaya cool! Hahahahahahaha

    BalasHapus
  4. Kece abis study tour + liburannya bang! Jadi kepengen!! ;)

    BalasHapus
  5. hahahahahah,ngakak benerr... Lumayan nih foto2, bwt ngrefresh otak ..

    BalasHapus
  6. Ndraa... Kok foto ku dipajangggg... ┒( ˘͡ -˘͡)

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. ekspresi abang antara cool, nahan bokir, sama kedinginan bedanya tipis ya..

    BalasHapus
  9. satu bus isi 52 orang?
    persis ky pas lu bareng anak2 idol dong yah?
    52 besar bukan sih? ya kan ya?
    *mikir*

    BalasHapus
  10. mas indra seru banget di jogjaah jd pengen ke sana jg, jamaikaaa!!

    BalasHapus
  11. sa'id kok unyu sih.. hehe
    mampir sini bang, kali kali dhynug.blogspot.com

    BalasHapus
  12. sa'id sa'id.. pancet ae tingkahmu le.. hahaha

    BalasHapus
  13. Study tour or Liburan berantai? hehe

    BalasHapus
  14. Bahahaha! Stay cool aja gagal -_-

    BalasHapus
  15. Kan uda dibilang... Berdiri aja di pinggir tebing, tapi jangan sampai loncat... Tapi anti klimaks dapet dong... :P

    BalasHapus
  16. Ya ampuuuun ngakak bantal bantal bacanya ka =)))) JAMAIKA!!!

    BalasHapus
  17. wahaha, rupamu mas nggawe ngguyu :D

    BalasHapus
  18. Hahaha gue jadi gasabar pengen ngerasain 'study tour' departemen gue nih jadinya abis baca postingan lu bang kecelah. . Kece!

    BalasHapus
  19. Waktu itu rombongan SMAN 1 ketemu mas indra di rumah makan menuju jogja :)

    BalasHapus
  20. muka lo pas nyebur bang, ngeden maksimal :)) JAMAIKAAAA!!

    BalasHapus
  21. bang itu rambut nya bikin gemes banget bang

    BalasHapus
  22. Bhahahaha..
    Pose ngeden yg nikmat bg

    BalasHapus
  23. Sik usum trnyt study tour..
    But..nice shAre.

    http://memomo-bona.blogspot.com/

    BalasHapus
  24. JAMAIKAAA bro.. aku arek ponorogo bro..
    mau ikutan audisi jadi penduduk di kampung idiot ga? kali ini ga mungkin gagal kok...

    BalasHapus
  25. demi ini keren bgt!!! asli mukanya ka indra pas pose ngeden itu cool bgt!!

    BalasHapus
  26. bang muka gak pernah bisa sante ya haha tp lucu bang yakin deh.
    anyway, buat ngefollownya kmn bang -_-

    BalasHapus
  27. huahahaha fotonya keren abisss :D

    BalasHapus
  28. BACA...BACA...

    whebhephe26.blogspot.com

    BalasHapus
  29. World wide web has without a doubt built taking part in extra fascinating.

    "Path of Monstrosity" - This is for players that want a little better defense and wanting to
    hit multiple targets. This setup offer players
    a medium amount of flexibility over their hit or win line selection.


    Here is my blog :: kostenlos spielen

    BalasHapus
  30. Τhese are also available with PΤO Delaу feature which аutοmаticallу oρen tank internal valvе
    for 5 sеconds prior to engaging PTO allowіng pumρ and рrоduct lineѕ tо chаrge ρreviewing іnterval valѵe
    ѕlug. Υet anotheг way to construct a device to hагness energy frοm
    radіo wаveѕ is uѕіng an antenna, connected to a series of diоdes and a
    capacitor bank that iѕ еarthеd. Aԁditionally,
    ѕome new attributes makе it even easieг tо make raԁio buttons dо eхаctly what you want them to ԁo.


    Heгe іs my pagе video downloader

    BalasHapus
  31. Tennis balls, wiffle balls, ping pong balls, and golf balls
    can also be used. If you want to enjoy the game thoroughly
    then you need to get on board of a reliable
    online bingo site to get the maximum enjoyment as well as benefit of the game.
    Each child is given 30 seconds to race to the pile and make as many matches as possible before
    time runs out.

    my web site youtube downloader online

    BalasHapus
  32. Have you ever considered about including a little bit more
    than just your articles? I mean, what you say is important and everything.
    However think of if you added some great photos or videos to give your posts more,
    "pop"! Your content is excellent but with pics and video clips, this blog could definitely
    be one of the very best in its niche. Good
    blog!

    Also visit my web blog: radio sender

    BalasHapus
  33. Goa pindul emang keren banget tempatnya! aaaaaa love this

    BalasHapus
  34. Piece of writing writing is also a excitement, if you know afterward you can write if not it is complex to write.


    my web site :: relevant internet page

    BalasHapus
  35. kwkkwkw paraahh gilooo nian cerito kellmo ini. . . smoga tenang ye kellmy

    BalasHapus
  36. hahaha kellmo gila. apalagi yang punyanya :D

    BalasHapus
  37. Wah kayaknya lebih seru kalo yang nulis blognya Kellmo deh. Ayooo moooo.. aku padamu!!!

    BalasHapus
  38. hahahaha, yang buat gila :D
    mampir dong ke blog aku
    http://millaoktaviamardiani.blogspot.com/

    BalasHapus
  39. wow...enak bnget dah jalana jalan ke jogya..hehe

    BalasHapus
  40. If your hose is too short, or you want a longer power cable, you can probably get
    replacements, rather than having to buy a new cleaner.
    Whether you buy OEM vacuum cleaner bags or after-market ones, you do not need to buy them straight from the company.
    Before you purchase, though, always make sure that these universal tools will work
    with the cleaner you have at home.

    Here is my page :: dyson dc17 review

    BalasHapus
  41. The last and final type are White South Sea Pearls, which source from regions
    of Australia and are considered to be the priciest
    and some of the most valuable in the world. Hence, many people usually choose this gemstone for wedding and engagement rings.
    A pearl collar generally contains 2 or more strands (often 3 or more) and sits right in the middle of your neck.


    my web blog: elephant necklace

    BalasHapus
  42. Trimkasih atas kunjungannya di goa pindul, kami tunggu kunjungan selanjutnya..:)

    BalasHapus
  43. Terhibur sendiri gue baca blog lo. Hahahahahaha demi seru!

    BalasHapus
  44. Waah, keren banget gan
    salam out boud di malang

    http://www.nolimitadventure.com/

    BalasHapus
  45. Bang, hari ini ASLI jatuh cinta sama abang, *berkaca-kaca*

    BalasHapus
  46. asli ,setelah gue baca nih...ngakak abiesssssss

    BalasHapus
  47. Sudah di follow, silakan follow balik ya ;)

    Nice post, materi artikel yang bagus. Meskipun blog bukan media massa seperti halnya koran, tapi materi yang disampaiakan dalam blog tetap berpengaruh pada kualitas sebuah blog. Tulisan dengan materi yang baik dan memadai akan lebih mudah diterima saat disertai dengan gaya penulisan yang lugas dan santai. Once again, nice post.


    http://spesialisdesainrumah.blogspot.com, +6281.23.2626.994

    BalasHapus
  48. asli ngakak.:D tetep staycool yak walau ketakutan :D

    BalasHapus
  49. Aduh, bang. Ngakak banget bang, ngelihat ekspresi muka elo yang mirip orang ngeden gitu.

    Sengaja sih baca postingan yang lama ini, soalnya kemarin - kemarin abis ke Goa Pindul juga, dan ncobain loncat, hasil fotonya sih,




    gak beda jauh. ancur lah. Haha

    Mampir ya bang, kalau berkenan :D

    http://www.danielkevinconstantine.com/2014/07/yogyakarta-day-2-i-must-go-my-people.html

    BalasHapus
  50. serius 7 meter mas? seru dong, misal loncatnya pake gaya mengepakkan tangan dan kaki rasanya gimana ya?

    BalasHapus
  51. wah haha, lucu banget kisah lo bang, apalagi dengan gaya melompat yang stay cool itu haha :v kocak abisssss,
    mohon sarannya juga bang yah hehe Domain Apa Yang Cocok Untuk Musa Blog Terbaru

    BalasHapus

Popular Posts

CONTACT ME!

Nama

Email *

Pesan *