Talkshow Idol Gagal: Jakarta-Bogor-Bekasi-Bandung, November 2012

21.50

Hore! Idol Gagal ada talkshow lagi! Setelah kemarin mengitari Jogja-Solo-Semarang, sekarang saatnya Bogor-Bekasi-Bandung. Kali ini, saya sendirian. Tidak ada partner. Jadi, ini bisa dibilang talkshow tunggal pertama. Ah, another pengalaman again~

Perjalanan dimulai hari Kamis, di Jakarta, 8 November 2012. Setelah mendarat dari bandara Malang, saya dijemput oleh Fial (@syafial) dan Mbak Re (@resitare) dari Bukune. Kami bertiga kemudian menuju ke salah satu hotel di daerah Kemang.
    
"Ini kamarnya, Ndra. Lo sendiri aja, ya. Besok pagi gue jemput," kata Fial sambil membuka pintu kamar hotel.

*pintu hotel terbuka*

Di sini, terlihatlah sebuah penampakan kamar yang sangat feminim:




Tanpa basa-basi lagi, Fial dan Mbak Re cabut dari hotel.
    
Sekarang, saya terjebak di dalam sebuah kamar hotel double bed yang serba pink di malam Jumat, dan... sendirian. Entah, ini harus ngerasa takut, geli, atau... ngenes.

Keesokan harinya, saya berhasil melewati malam nano-nano itu dan bisa bangun tepat waktu. Untungnya, tidak ada penampakan pocong berwarna pink seperti yang sudah saya takutkan sebelumnya. Kamar hotel ini ternyata imut-imut-aman.
    
"Enggak ada yang ketinggalan?" tanya Mbak Re, mengingatkan.
    
"Mudahan nggak ada, Mbak."
    
"Bagus. Ayo berangkat. Fial udah di mobil, kita mampir ke kantor dulu, ya."
    
Kantor? Hmmm..., kantor Bukune dan kawan-kawan? AgroMedia! Ah. Ini benar-benar zezuatu. Akhirnya ada juga kesempatan main-main ke kantor yang sudah menerbitkan buku saya itu. Cihuy~

Kata pertama yang saya pikirkan ketika pertama kali melihat kantor AgroMedia ini: teduh. Ya, di antara 'anget'-nya kota Jakarta, kantor AgroMedia hari itu di mata saya terlihat tenang, santai dan teduh.

    
Ketika masuk, saya melihat pemandangan yang sibuk, tapi masih tetap dalam suasana santai. Dari tiap ruang redaksi, ada meja-meja kerja yang di atasnya selalu ditumpuki puluhan buku, komputer plus laptop yang selalu menyala, dan bunyi-bunyi 'tak tak tak tak' dari orang mengetik. Semuanya... enak dilihat. 


Melihat saya yang agak tercengang, Fial berkata, "Beginilah kantor kita, Ndra. Sorry berantakan, yak."
    
"Ah. Nggak apa-apa kali. Justru ini yang enak dilihat," kata saya, sambil terus memperhatikan sekeliling. "Seru..., seru...."
     
Fial dan Mbak Re membawa saya masuk ke ruang redaksi Bukune yang letaknya berdekatan dengan ruang redaksi GagasMedia. Ya, Bukune dan GagasMedia adalah 2 penerbit favorit dari koleksi buku-buku saya di rumah.
    
Di ruang redaksi Bukune, Fial memperkenalkan saya ke semua orang. Beberapa sudah saya kenali sebelumnya, salah satunya Mbak Gita. Dia adalah orang yang punya spesialisasi membuat design cover buku-buku dari Bukune, termasuk Idol Gagal. Sesi perkenalan dengan orang-orang Bukune jadi semacam kopi darat dadakan.
    
Setelah puas di kantor AgroMedia, saya dan Fial melanjutkan perjalanan ke Bogor. Mbak Re kali ini tidak bisa ikut karena ada kerjaan di kantor. Jadilah, kami berdua yang menghadapi semua. Yiha~

1. Bogor

Tidak ada hambatan selama perjalanan ke Bogor ini. Saya dan Fialyang sebenarnya masih belum terlalu hapal jalanbisa datang tepat waktu di Gramedia Elos.
    
"Ah. Nyampe juga. Ini namanya Bogor, Ndra," kata Fial, seakan-akan Bogor itu adalah kota bawah laut yang jarang sekali dikunjungi manusia.
    
"Iya, iya, tau, kok. Gue udah pernah ke sini."
    
"Oh ya? Kapan?"
    
"Dulu, sama keluarga, waktu masih balita."
    
"Balita...," Fial memasang muka datar, "Apa kata lo, dah."

Talkshow dijadwalkan mulai pukul 14.00 WIB dan kami sudah tiba di tempat sekitar 13.30 WIB. Ketika masuk ke Gramedia, sudah ada beberapa orang yang datang di sekitar tempat acara. Fial menyuruh saya masuk dan menunggu di dalam kantor sementara dia mengurus perlengkapan. Di dalam kantor, karyawan-karyawan Gramedia yang nampaknya baru saja ganti warna seragam dari putih-hitam ke merah-hitam mengajak saya untuk berfoto. Entah kenapa, warna kami semua terlihat kontras sekali.



Bukan tim sukses Manchester United.
*jarum jam menunjuk angka 2*

Talkshow dimulai! Arek-arek Bogor sudah terlihat berkumpul mengelilingi tempat acara. Saya bisa mengintip dari dalam kantor, mereka membawa buku Idol Gagal masing-masing. Ah. Indahnya pemandangan arek-arek yang membawa hasil kerja saya itu. :')
    
Pembawa acara talkshow kali ini adalah Rida (@ridarachma), salah satu admin dari @imagindration (kumpulan pembaca setia saya) yang secara kebetulan tinggal di Bogor.
    
"Langsung aja ya, kita panggil Indranya," kata Rida, sambil kedip-kedip mata beberapa kali. "Ayo sini, Maaas~"
    
Mendengar panggilan Rida, saya mengatur napas, dan keluar. Gitar sudah di tangan. Mari ngamen dulu~ 


Bersama Rida, saya melakukan talkshow seperti biasa, membahas luar-dalam buku Idol Gagal, sekalian memperkenalkan buku ini ke orang-orang yang belum tahu. Bisa dilihat juga beberapa insan yang memakai jersey Manchester United. Fufufu. Bagus~ bagus~

"Jadi, kalo bukunya hilang, beli lagi! Hilangin lagi! Beli lagi! Begitu terus!"
Acara selesai sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah book signing dan mengucapkan kalimat pergi untuk kembali ke arek-arek Bogor, rombongan kami singgah sebentar di Kedai Kita untuk mengisi perut, dan kembali ke Jakarta.   

2. Bekasi


Untuk talkshow di Bekasi, selain Fial, pasukan akan bertambah satu orang, yaitu Oka (@landakgaul). Kenapa harus Oka? Karena kami berdua sepakat untuk saling-tukar-jadi-pembawa-acara, karena malamnya Oka ada bedah buku Analogi Cinta Sendiri di daerah Bekasi juga. Iya, simbiosis mutualisme.


*rebahan santai di kursi belakang*
Awal perjalanan kami terasa lancar-lancar saja, Fial dan Oka yang memang tinggal di Jakarta saya pasrahkan untuk duduk di depan, sampai... Fial berkata,
    
"Kayaknya tadi kita harus belok, deh. Ini kok gue lurus aja ya...."
    
Oka terdiam.
    
Saya terdiam.
    
Jalan lurus yang kami hadapi ini sedang macet padat, sementara belokan yang seharusnya kami lalui tadi sudah jauh kelewatan, dan ini... jalan tol. Tidak ada tempat untuk ganti jalur.
    
"Oke. Kita stuck. Terpaksa ngikutin arus," kata Fial dengan muka datar, "Nanti kalo ada belokan keluar tol, ambil itu aja, cari jalan balik sambil muter."
    
Oka dan saya masih terdiam.
    
"Ndra, lo punya nomer hapenya Magneto, nggak?" celetuk Oka.
    
"Buat apa? Pindahin mobil? Zzzzzz," kata saya.

Sebenarnya saya punya nomer hapenya Stephen Chow. Dia kan jago mindah-mindahin mobil di film Shaolin Soccer. Tapi, sayang. Dia lagi nggak bisa dihubungin. Kayaknya habis ganti nomer.

Setelah belokan demi belokan kami lewati, gas-rem dadakan yang bertubi-tubi, bolak-balik buka aplikasi maps di iPad, akhirnya... sampai juga kami di Mega Bekasi.
    
"ITU DIA!!! MEGA BEKASI!!!" seru saya ketika baru saja keluar dari tol dan melihat tulisan 'Mega Bekasi' terpampang dari kejauhan. Kami bertiga menghela napas.
    
Jarum jam tepat menunjukkan pukul 14.30 WIB. Ya, walaupun agak telat, kami lega bisa menginjakkan kaki ke Gramedia dengan selamat.

Oka di antara arek-arek Bekasi.
"Jadi...coba catatkan pin BB kalian satu-satu...."


Dipandu Oka, talkshow bersama arek-arek Bekasi berjalan ramai dan menyenangkan.

Toreng toreng toreeeng Jreng jreng jreeeng~
"Buat jomblo-jomblo yang nggak tau mau ngapain di malam Minggu abis talkshow ini, nanti malem gue ada acara bedah buku Analogi Cinta Sendiri di Kopitiam Oey. Pada datang, yak!" seru Oka di penghujung acara.
    
"IYA, KAAAK!" jawab jomblo-jomblo itu.
   
Kami berdua kemudian masuk ke kantor Gramedia ditemani Fial dan Mas-mas Gramedia untuk menyiapkan acara nanti malam.

Kopitiam Oey Bekasi

Seperti yang sudah direncanakan, kali ini, di bedah buku Analogi Cinta Sendiri, giliran saya yang menjadi pembawa acaranya. Pukul 19.15 WIB, kursi sudah penuh dengan arek-arek Bekasi yang biasa di-bully Oka lewat twit-twitnya yang menindas.

    
"Halo semuanya. Ini malam Minggu, tanggal bagus, 10-11-12, dan kalian malah datang ke sini buat nemuin si Oka. Turut berduka buat kalian...," kata saya membuka acara bedah buku ini diikuti sorakan jomblo-jomblo yang tersinggung.

Oka membuka acara dengan menyanyi beberapa buah lagu sambil main gitar. Sebenarnya, kami berdua ingin duet, tapi, belum sempat latihan, dan... belum mau melihat jomblo-jomblo yang hadir di sini menderita lebih jauh karena mendengarkan gabungan suara kami.
   
Sesi berikutnya adalah penjelasan Oka mengenai isi inti dari buku Analogi Cinta Sendiri, bagaimana dia mengumpulkan inspirasi untuk menciptakan kalimat-kalimat galau yang tidak hanya untuk dia sendiri, tetapi untuk orang lain rasakan juga.
    
Pada sesi tanya jawab, bukan suasana bedah buku yang terasa, melainkan curcol. Malah, ada satu orang arek Bekasi yang curhat sambil menangis tersedak-sedak saking menghayatinya, namanya Niken. Saya masih ingat betul, dia mengancam, "CERITA AKU INI JANGAN DITWIT LOH, ABANG-ABANG!" disertai mata melotot yang serius.

Oke, Niken. Oke. Saya nggak akan pernah ngetwit soal cowok yang sudah bikin kamu naksir mati-matian. Saya nggak akan pernah ngetwit soal dia yang pernah kecelakaan di dekat rumah kamu, kamu tolongin, papanya bilang terima kasih sama kamu, tapi dianya tetep jutek sama kamu. Saya nggak akan pernah ngetwit soal begituan. Percayalah, Niken. :)

Carilah sosok Niken.
Arek-arek Bekasi yang sebelum datang ke acara ini galaunya masih ada di hati, mungkin sekarang sudah naik drastis ke kuping, karena penampilan penutup acara adalah live Soundcloud performance ala Oka diiringi gitar saya yang memetik nada lagu "Someone Like You". Beh. Pedih.
    
Dengan penutupan yang sendu dari Oka dan saya di akhir bedah buku, selesai sudah rangkaian acara di Bekasi. Badan ini sudah mulai nyut-nyutan, dan itu bakalan terus terasa  karena setelah ini saya dan Fial akan langsung berangkat ke Bandung.
    
"Kalian lanjut ke Bandung, ya? Gue mah balik Jakarta langsung. Ada kerjaan," kata Oka. "Ati-ati, ye!"
    
Kami kemudian saling berpelukan manja mengucapkan terima kasih, dan cabut menuju kota tujuan masing-masing. Oka ke Jakarta. Saya dan Fial ke Bandung.

3. Bandung

"Tenang, Ndra. Di Bandung ini bukan talkshow, kok. Cuma dateng ke tempat ngopi gitu, nongkrong-nongkrong sambil book signing. Santai aja," kata Fial kepada saya yang sudah lemas ini. "Lo masih kuat, kan?"
    
"Kuat kok, cuma gini doang. Lo sendiri pasti juga capek nyetir, kan," jawab saya.
    
Entah kenapa, suasana ini malah jadi aneh. Kami seperti sepasang kekasih yang saling mengkhawatirkan kondisi satu sama lain dan mungkin sebentar lagi akan cipokan di dalam mobil.
    
"Fial. Jangan sampai kita cipokan di sini. Kumis lo geli. Gue ogah," kata saya dengan muka serius. Fial hanya menaikkan alisnya dan mengangguk yakin. Syukurlah, dia tidak terbawa suasana.

Ini kota Bandung. Berarti, Fial sekalian pulang kampung. Saya dipilihin hotel di daerah Dago karena dekat dengan tempat acaranya nanti.


"Ini udah jam satu pagi. Lo istirahat yang bener. Nanti gue jemput siang, sekitar jam dua. Acaranya jam tiga sore, kok. Oke?" kata Fial. Saya mengangguk, langsung menuju kamar, nemu kasur, dan langsung tidur. 

Hari terakhir perjalanan panjang ini pun tiba. Saya dan Fial berhasil menemukan Warung Ngebul milik Vabyo (@vabyo) dan disambut arek-arek Bandung yang sudah menunggu dengan geulis.

Yang di dalam nggak kebagian foto. :P
Pendataan tulang rusuk region Bandung.
Suasana di Warung Ngebul ini santai, lebih banyak ngobrolnya. Benar-benar jadi anak nongkrong, lah. Selain arek-arek Bandung, datang juga si Genna (@gennasatria) dan Amank (@AmankQadafi) yang turut meramaikan acara dengan ikut duduk-duduk menemani Fial.
    
Keseluruhan, acara berjalan tanpa gangguan. Arek-arek Bandung kembali ke habitatnya masing-masing dengan damai; saya dan rombongan juga kembali beristirahat dengan asoy.
    
Sisa hari saya nikmati dengan jalan-jalan mengitari Bandung bersama Genna dan kawan-kawan sementara si Fial sibuk mengedit tulisan naskah bukunya Bena (@benakribo) yang masih dirahasiakan.
    
Berakhir sudah rangkaian kejadian di Jakarta-Bogor-Bekasi-Bandung (8, 9, 10, dan 11 November 2012) ini. Terima kasih buat arek-arek di tiap kota yang sudah capek-capek datang ke acara saya. Terima kasih juga buat arek-arek yang memberikan oleh-oleh dalam bentuk apapun, pasti akan saya simpan dengan baik. Terima kasih buat semua pihak yang sudah terlibat. Semoga kita semua bisa bertemu lagi! Amin!  

*sembur air ke udara*


,,,,,,

Terima Kasih Sudah Membaca!

18 Komentar

  1. Pas kemaren jalan - jalan ke toko buku.. gak sengaja megang buku idol gagal *cuma dibaca bagian belakangnya doang*... sekarang secara gak sengaja juga nyasar ke blog penulisnya..

    kayaknya emang mesti baca deh....

    salam kenal!!!

    BalasHapus
  2. Ahhhhh postinganya bagus :) ... Ummm kuliah apa kabar mas?

    BalasHapus
  3. Kapan ke samarinda bang? Sekalian mampir ke tenggarong

    BalasHapus
  4. Seru bang! Apalagi yang di solo juga seru dong pastinya :)

    BalasHapus
  5. mass indra, talkshow di medan di tunggu yaaa ;)

    BalasHapus
  6. tengkyu bang udah ke bekasi, seruu bgt kemaren

    BalasHapus
  7. amin ,semoga bisa ketemu lagi mas !.

    BalasHapus
  8. harus beli buku nya bang indra nih....

    BalasHapus
  9. aku ketemu kakaaaaaa pas di gramed giant nya :3
    pas udah mau pulang,padahal udah ga dibolehin foto, tapi kaka tetep mau :3

    BalasHapus
  10. akhirnya bisa foto bareng bang indra juga :') makasih buat booksigningnya juga ya baaaang kapan kapan main ke bogor lagiiiii :DD

    BalasHapus
  11. ah..senengnya poto ku terpampang disana walau nyempil sih.. haha ditunggu talkshow berikutnya ya mase..... :D

    BalasHapus
  12. mau joinnn dong....hehehe...
    dah telat ya...

    BalasHapus
  13. mas indra salam kenal, aku suka cerpenmu yang tulang rusuk susu, di Cerita Hati, Ini Cinta Pertama. keren, ditunggu karya selanjutnya mas :)

    BalasHapus

Popular Posts

CONTACT ME!

Nama

Email *

Pesan *